Sabtu, 05 September 2009

Indahnya persaudaraan ini...

Kunjungilah saudaramu, Karna cinta Illahi

Bagilah cinta itu bersama dengan kasih Allah

Jika ada rindu maka berdoalah padaNya

Semoga kerinduan itu akan banyak menolong

Kala dirimu jauh dari tangan-tangan hambaNya …………

Ingatlah …ini adalah perdagangan dengan Rabbmu

Yang akan memperpanjang usiamu

Yang akan memperpanjang rizkimu

Atas izin Allah sbagaimana Rasulullah

Tlah mewasiatkan pada kita semua

…………………………………………………….(Silaturrahmi, Suara Persaudaraan)


Saudaraku ......................

Sungguh besar nikmat yang telah diberikan oleh Dia Yang Maha Penyayang kepada kita. Nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat ukhuwah islamiyah. Yah …..nikmat persaudaraan dalam ikatan akidah yang terangkai tulus, menyatukan hati-hati dan jiwa-jiwa yang sebenarnya tidak ada hubungan kekerabatan. Tapi karena Islam, bahkan ikatan yang terjalin kadang jauh lebih kuat daripada mereka yang memiliki hubungan darah sekalipun. Duhai …. alangkah indahnya nikmat ukhuwah ini.

Saudaraku ……………….

Betapa aku selalu terpesona, ketika membaca kisah-kisah penuh kasih yang tulus dari para salafus shaleh. Mereka telah memberikan contoh nyata tentang apa yang dinamakan cinta sejati. Cinta karena Allah. Persaudaraan yang sesungguhnya. Sebuah bentuk persaudaraan yang hanya dimiliki oleh para penghuni surga. Mereka mempertontonkan sebuah sikap jiwa dan keikhlasan yang begitu luhur, hingga rela untuk berlapar-lapar, hanya demi menjamu saudara yang belum lama dikenalnya.

Suatu hari, seseorang datang ke rumah saudaranya. Tapi ternyata tuan rumah sedang pergi keluar. Yang ada hanyalah seorang pembantu yang menjaga rumahnya. Kemudian orang tersebut mengambil apa yang diperlukan, dan setelah selesai hajatnya ia pun langsung pergi. Ketika tuan rumah pulang, si pembantu menceritakan apa yang terjadi. Marahkah tuan rumah? Ternyata tidak. Dia malah bergembira dan membebaskan pembantunya karena dia telah memperlakukan saudaranya itu dengan baik selama dia tidak ada. Subhanallah ..........

Salah seorang ulama tabi’in pernah bertanya kepada seseorang, “Apakah engkau akan marah kalau saudaramu mengambil sesuatu dari kantongmu tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepadamu?” “ya, tentu saja aku marah..”jawab orang itu. “Kalau begitu engkau belum menjadi saudaranya”, begitu kata ulama tabi’in.

Saudaraku .......

Mungkin sulit bagi kita, untuk sampai pada derajat ridho terhadap apa yang diambil oleh saudara kita tanpa minta ijin terlebih dahulu dari kita sebagai pemilik sah dari harta itu. Jika kita belum bisa seperti itu, maka janganlah sampai kita melukai hati saudara kita. Dengan menyimpan benih kedengkian, memelihara api dendam, menyemai bibit kebencian. Juga syak wasangka tanpa alasan. Karena teramat besar kebencian di sisi Allah terhadap orang-orang yang tidak bersikap asih kepada saudaranya. Bahkan rasa sayang, rasa cinta, rasa kasih terhadap saudara dikaitkan dengan sempurnanya iman seorang hamba. “ Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri ”, demikian sabda Rasulullah sang Junjungan.

Saudaraku ..............

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar ikatan ukhuwah ini bisa erat terjalin. Dalam sebuah hadits, Rasulullah pernah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan yang apabila dilakukan maka kalian akan saling mencintai? sebarkanlah salam di antara sesamamu”.

Yaa......betapa banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan yang akan mempererat ikatan ukhuwah, jika saja kita mau menghilangkan ego-ego pribadi. Melenyapkan enggan yang menghalangi, juga mengikis angkuh yang kokoh berdiri. Saling memberi salam, menebar senyuman, saling mengunjungi meski tiada satu hajat yang ingin dipenuhi. Sungguh, itu semua bisa menimbulkan kesan yang mendalam di hati.

Saudaraku ......

Betapa Allah sangat mencintai orang yang mencintai saudaranya dengan ikhlas, tanpa motif keduniaan yang ingin diraihnya. Betapa besar pahala bagi orang yang senang bersilaturrahim dengan saudaranya.

Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW., Beliau bersabda: “Sesungguhnya ada seseorang akan berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah Ta’ala mengutus malaikat untuk mengujinya. Setelah malaikat itu bertemu dengannya, ia bertanya : “Hendak kemanakah kamu?” Ia menjawab : “Saya akan berkunjung ke tempat saudaraku yang berada di desa itu.” Malaikat itu bertanya : “Apakah kamu merasa berhutang budi sehingga kamu mengunjunginya?” Ia menjawab : “Tidak, saya mengunjungi dan mencintainya karena Allah Ta’ala.” Malaikat itu berkata : “Sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk menjumpaimu, dan Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.” (HR. Muslim).

Duhai …..betapa besar balasan bagi orang yang senang bersilaturrahim karena Allah. Selain kecintaan Allah, silaturrahim juga akan memperpanjang usia dan juga memperbanyak rizki kita. Adakah kita siap untuk memanfaatkan kesempatan ini, wahai saudaraku……

Oleh sebab itu, marilah saudaraku, kita kuatkan tali silaturrahim ini. Kita kunjungi sahabat-sahabat kita. Juga sahabat-sahabat kita yang dahulu. Sahabat masa kecil, yang mungkin sudah menjadi bagian dari masa lalu. Kita sambung tali ukhuwah yang mungkin telah terurai. Tunjukkan kepada mereka, bahwa aku bukan lagi si Budi yang nakal dan suka berkelahi.. Aku bukan lagi si Hendri yang pemalu dan suka menyendiri. Bukan pula si Santi yang manja dan sering bikin keki. Juga bukan si Evi yang kekanak-kanakan dan si anak mami. Tapi kini aku adalah Budi, ikhwan yang pintar dan suka ngaji. Aku adalah Hendri, ikhwan yang periang dan suka berorganisasi. Aku adalah Santi, akhwat yang mandiri dan berbusana rapi. Aku adalah Evi, akhwat yang bersikap dewasa dan bisa memasak sendiri Berilah teladan kepada mereka, bahwa inilah sosok pemuda/pemudi yang telah dididik melalui tarbiyah Islamiyah. Yang selalu rajin menempa diri dengan kajian dan halaqah pekanan. Inilah pemuda-pemudi Islam yang berhasil mempertahankan keyakinan di tengah serbuan pemikiran-pemikiran yang menyesatkan.

Saudaraku yang senantiasa dalam lindunganNya …….

Sungguh, silaturrahim, berkumpul dengan saudara-saudara yang baik dan shalih, akan memberikan kekuatan yang besar bagi kita untuk bertahan dalam kerasnya dunia. Karena itu, marilah senantiasa kita jaga ikatan ukhuwah yang telah ada. Kita kuatkan kembali simpul-simpulnya yang mulai melemah. Kita sambung kembali tali yang terurai. Kita rajut kembali helai-demi helai serpihan asa yang terserak. Kita pancangkan tiang penegaknya. Hingga tertanam kuat dalam hati. Dengan ketulusan kita. Dengan kasih kita. Dengan kelembutan kita. Dengan saling percaya. Tiada lagi tempat untuk setitik prasangka. Untuk ego yang bersarang. Untuk dengki yang bersemayam. Untuk benci yang membuat nurani menjadi temaram.

Saudaraku ……..

Terakhir, dalam sebuah hadist Rasulullah pernah bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya adalah doa yang dikabulkan. Di atas kepala orang yang berdoa itu ada malaikat yang ditugaskan supaya tiap ia berdoa baik untuk saudaranya itu supaya disambut, amin wa laka bimitslin (semoga diterima dan untukmu sendiri seperti itu).”(HR. Muslim).

Dengan sepenuh hati, kami meminta keikhlasan darimu, untuk senantiasa mendoakan kebaikan bagi kami. Kebaikan dalam dien kami. Kebaikan di dunia dan di akhirat. Mendoakan keselamatan, juga keistiqamahan kami dalam menapaki jalan ini. Mendoakan agar kami bisa tetap berada dalam barisan dakwah ini, dan jangan pernah terlintas dalam hati niatan untuk mundur dan keluar dari jamaah ini.

Laa tansanaa yaa ukhayya min du’aaika................

Wahai saudaraku, janganlah kau lupakan kami dari doamu.................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© design by Kang Rohman